Basur dengan Lima Istri

Sosok Putu Basur popular di Singaraja. Pria ini beristri lima. Anaknya berjumlah 18 orang. Namun, Basur masih berniat menambah istri lagi.

Niatnya ini urung terwujud gara-gara dicegah seorang anaknya yang bertugas sebagai anggota Kopasus di Banten.
“Saya pun akhirnya batal kawin lagi. Saya malu sama anak dan cucu,” terangnya saat ditemui wartawati Koran Tokoh, Putu Yanik, di pesisir Pantai Sangsit, Singaraja, Buleleng. Ini salah satu kisah poligami menarik di Buleleng.

Basur sebenarnya beristri enam. Namun, salah satu istrinya telah diceraikan beberapa waktulalu. Istrinya yang keempat ini dipulangkan pria perkasa tadi ke Pulau Jawa.

“Istri saya yang keempat tingkah lakunya memang berbeda dengan lima istri lainnya. Dia sering berulah. Kalau dia tidak dipulangkan pasti lima istri saya yang memilih meninggalkan saya. Lebih baik, pulang satu daripada kelima istri lain pulang,” ujarnya sambil melepas tawa.

Tingkah lucu dan acuh tampak pada ayah 18 anak ini. Itu yang dinilai kelima istrinya —Luh Kerti, Nengah Asih, Nyoman Bagiarta, Kadek Kerti, dan Luh Sudarmi. Tingkah Basur inilah yang menjadi daya tarik tersendiri.

Anehnya, Basur tak mengingat dengan jelas nama anak dan cucunya. “Kalau istri semua saya ingat. Saking banyaknya anak dan cucu, saya lupa. Tapi kalau lihat wajahnya pasti ingat,” selorohnya.

Menemui seorang Basur memang susah. Jarang ia berada di rumahnya. Pesisir Pantai Sangsit kadang menjadi tempat tongkrongannya. Maklum, Basur tak punya pekerjaan tetap. Pria kelahiran1957 ini menghidupi keluarganya dari hasil tajen alias sabung ayam. Penghasilannya dari pekerjaan yang menjadi incaran polisi itu banyak membantunya. Mulai dari membeli rumah untuk masing-masing istri maupun melaksanakan upacara ngaben yang konon menghabiskan uang ratusan juta rupiah.

Kini, Basur tak berjudi tajen lagi. “Uang tak ada. Kalau punya uang banyak berani taruhan. Lagi pula istri dan anak sudah tak mengijinkan. Tajen sudah dilarang tak seperti dulu.

Lebih baik tinggal di rumah membantu istri berjualan daripada nangkring di jeruji besi,” terang Basur.
Tiga istrinya membuka usaha dagang kecil-kecilan di Pasar Sangsit dan pesisir pantai. Untuk membiayai anak dan cucunya sekolah, ada cara yang unik yang dilakukan oleh keluarga Basur.

Kelima istrinya pun rembuk membicarakan biaya sekolah. Uang dikumpulkan dan masalah teratasi. Musyawarah dalam menyelesaikan berbagai masalah sudah menjadi tradisi di keluarga ini. Tak heran, kelima istrinya mampu hidup rukun dalam satu pekarangan.

Meskipun rumah istri satu dengan yang lainnya berbeda, terkadang kelima istri lebih memilih berkumpul di rumah besar Basur. Di rumah itu mereka dapat mencurahkan perasaan dan berbagi masalah. Pertengkaran kecil diakui Basur jarang terjadi.

“Saya heran bila sekarang mereka bertengkar, tiga jam lagi sudah makan satu piring berdua. Itu yang aneh dari semua istri saya. Mereka juga tak ada yang menuntut apa-apa atau saling iri,” tegasnya.
Bagaimana ia membagi “jatah ranjang” untuk kelima istrinya? Basur ternyata punya kiat jitu.

Biasanya itu lebih bergantung pada seleranya. “Kalau pakai jadwal malah repot. Itu yang nanti malah jadi pertengkaran. Saya yang menentukan ke mana saya ingin. Tapi, saya juga harus adil dengan semua istri,” tambah Basur. Keperkasaannya melayani lima orang istrinya sudah tak diragukan lagi. Tak satu pun obat atau jamu kuat yang dikonsumsinya. Yang terpenting baginya adalah uang. Dengan uang, pikirannya pun tenang, otomatis tenaganya besar. Basur menyimpan sebuah cerita menarik. Suatu ketika ia ingin menikah lagi. Kelima istrinya tak keberatan. Namun, niatnya kandas di tangan seorang anaknya, Made Mariasa (29), yang bertugas sebagai anggota Kopasus di Serang, Banten.

Anak dari istri keduanya itu melarang sang ayah menikah lagi. “Pak saya malu. Selama ini saya tak pernah melarang Bapak menikah. Untuk sekarang jangan lagi,” kutip Basur soal ucapan sang anak saat ia meminta restu menikah yang ketujuh kali.

Mendengar ucapan sang anak, Basur memutus hubungan dengan sang pacar yang disembunyikan identitasnya. “Pacar saya mengerti keadaan saya. Dia menerima dengan iklas dan tak ada masalah,” tambahnya.

Tak hanya anak dan cucu yang ia segani. Basur juga sangat menghormati istri pertamanya. Istri yang baginya sangat perhatian dan pengertian. Istri yang rela melakukan apa saja demi Basur. “Saya kadang kesal sama istri pertama. Mengapa dia terlalu baik pada saya? Kalau saya sedang marah, lebih baik saya pergi. Saya tak mau melampyaskan kemarahan pada istri pertama. Memang ia sangat berbeda dengan istri lainnya,” tutur Basur.

Ketut Kardi ternyata sosok istri yang mampu meredam amarah Basur. Kesabaran menghadapi sikap Basur dan menjadi seorang kakak bagi empat istri lainnya membuat Basur mengacungkan jempol untuk salah seorang belahan jiwanya ini.
Sebenarnya izin istri pertama yang memuluskan niat Basur menjalani poligami. Izin diperolehnya dari lima istri, termasuk istri yang sudah diceraikannya. “Dia punya prinsip. Daripada suami tak pulang-pulang, lebih baik ajak perempuan itu pulang. Itu yang menjadi prinsipnya,” tambah Basur.

Tak heran setiap acara kundangan, istri pertamanya yang diajak.Basur mengakui empat istri lainnya tak pernah diajak dalam acara kundangan. Tak menjadi masalah bagi keempat istri lainnya. Badannya yang kekar dengan muka sangar tampaknya tak mewakili sikap Basur yang jujur dan romantis.

Itu diakui istri keduanya Nengah Asih. “Walaupun wajahnya sangar, dia suami yang baik dan sayang pada kami semua. Tak satupun tindak kekerasan yang pernah dia lakukan baik pada istri maupun anak,” terang Nengah Asih.

Hari Minggu merupakan hari yang tepat bagi semua keluarganya berkumpul. Baik istri, anak dan cucu berkumpul di pantai layaknya liburan keluarga.

Sumber : cybertokoh

3 comments so far

  1. peace on

    ya ampun ga nyangka ya…hari gini ada istri yang berhati mulia kayak gitu rela dipoligami agar suaminya bahagia…hebat..hebat…jarang loch istri yang mau dipoligami apalagi sampai 5 orang…enak juga tuch yang jadi istrinya..he..3xxx

  2. david on

    He loves sex. wiil be nice sex

  3. ziaulhaq, sh on

    mantap


Leave a comment